01 Desember 2009

Aksi tuntut Profesionalisme dan Transparasi Birokrasi

Kampus Terlalu Obral Janji, Mahasiswa STAIN Demo
Jumat, 13/11/2009 11:00 WIB - fii

SUKOHARJO (Joglosemar): Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (Stain) Surakarta melakukan aksi unjuk rasa, lantaran birokrasi kampus yang tidak transparan dan tidak profesional.
Aksi demo ratusan mahasiswa tersebut merupakan puncak dari audiensi antara mahasiswa dengan birokrasi beberapa waktu yang lalu, yang menemui jalan buntu.
Unjuk rasa diikuti oleh mahasiswa yang tergabung dalam BEM, BEM Jurusan serta seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam aksinya, mereka berkeliling ke setiap ruang kelas untuk mengajak mahasiswa yang lain turut serta mendukung aksi unjuk rasa.
Setelah para demonstran berkeliling untuk mencari masa, aksi pun dilanjutkan dengan melakukan orasi di depan kantor Rektorat. Unjuk rasa diwarnai pula dengan aksi teatrikal, yang dua orang sedang terlibat dalam adegan pemukulan.
Drama tersebut menggambarkan adanya penindasan mahasiswa oleh pihak birokrasi. Namun aksi mahasiswa tersebut tidak ditanggapi oleh pihak birokrasi, terbukti pihak birokrasi tidak menemui para demonstran yang menanti di luar Rektorat. Perwakilan mahasiswa memasuki Rektorat untuk kembali menyampaikan tuntutannya kepada birokrasi.
Koordinator lapangan, Nasmi menjelaskan bahwa pihak birokrasi kampus terlalu banyak janji kepada mahasiswa, namun realisasinya nihil. Ia mencontohkan, mahasiswa ditarik uang senilai Rp 300.000 untuk pembuatan gedung pusat pengembangan pengetahuan bahasa asing (P3BA). Namun hingga sekarang dibiarkan kosong, sehingga tidak ada kejelasan fungsi.
Contoh lainnya, ruang auditorium yang mestinya digunakan untuk menunjang kegiatan mahasiswa, justru disewakan untuk umum. Transparansi keuangan di birokrasi juga menjadi sorotan para mahasiswa.
Sementara itu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN, Arif Priyanto dalam orasinya mengatakan, aksi tersebut merupakan gerakan riil dengan menggalang kekuatan untuk mengingatkan kampus. “Lembaga telah gagal dalam hal transparansi keuangan, dan kami para mahasiswa hanya diberi janji-janji,” ujarnya.
Omong Kosong
Di samping keuangan yang tidak transparan, para mahasiswa juga mempersoalkan pelayanan perpustakaan yang tidak maksimal serta adanya komersialisasi sarana prasarana kampus dengan alokasi yang tidak jelas.
Realisasi program komputerisasi yang dijanjikan tahun lalu kepada seluruh lembaga kemahasiswaan hanya omong kosong, karena sampai sekarang belum bisa terwujud. Serta dianggap lemahnya perhatian kampus terkait sarana dan prasarana olah raga bagi mahasiswa, dalam hal ini berlawanan dengan janji dari Birokrasi.
Terkait permasalahan tersebut hari ini ditargetkan 200 mahasiswa untuk melakukan aksi untuk mengkritisi kebijakan dari birokrasi, tambahnya. (fii)

0 komentar:

Posting Komentar

 

About

Site Info

Text

Badan Eksekutif Mahasiswa STAIN SKA Komitmen Berjuang dan Melayani Copyright © 2009 Community is Designed by Bie